Tampilkan postingan dengan label Health. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Health. Tampilkan semua postingan

Perjalanan menjadi Pelari: Dari Wisdom Park UGM Hingga Target Half Marathon 🏃‍♂️

Foto: Deski Jayantoro | 

Kadang, sesuatu yang kecil dan nggak direncanakan bisa jadi titik balik besar dalam hidup. Semuanya berawal secara tidak sengaja di akhir tahun 2022. Saat itu, aku sedang memasang poster kegiatan di kawasan Wisdom Park UGM, taman estetik yang justru belum pernah aku kunjungi selama kuliah.

Entah kenapa, hari itu ada dorongan kecil dalam hati. Mungkin karena suasana taman yang tenang, rindang, dan lapang. Di situlah aku berpikir: “Kenapa nggak dicoba lari-lari ringan di sini?”

Level 1: Modal Seadanya

Sebagai pemula, aku benar-benar mulai dari nol. Gear pertama? Hanya sepatu Spotec seharga Rp300 ribuan, kaos dan celana bebas, dan semangat belajar. Targetnya sederhana: lari sejauh 5 km dengan pace rata-rata 8 menit per kilometer. Frekuensinya? Cuma 1 sampai 4 kali dalam sebulan. Tapi itulah fondasi awal yang penting konsisten.

Dan benar saja, meski pelan dan kadang ngos-ngosan, tapi ada rasa bahagia yang muncul setelah selesai lari. Rasa lega, tenang, dan puas.

Level 2: Upgrade Gear, Semangat Naik

Masuk tahun 2024, aku merasa butuh tantangan baru. Akhirnya aku putuskan untuk upgrade sepatu ke Adidas Galaxy 6. Meski bukan sepatu profesional kelas atas, tapi untuk pelari pemula yang ingin naik level, ini sudah cukup membantu.

Bersamaan dengan itu, aku juga mulai melengkapi jersey lari yang lebih nyaman harganya juga masih di bawah Rp150 ribu, tapi cukup menunjang performa.

Hasilnya mulai terasa: pace rata-rata mulai membaik, turun ke angka 7 bahkan sempat menyentuh 6 besar (6:30-6:59/km). Rasanya seperti menemukan jalur baru yang lebih seru.

Level 3: Serius Lari, Serius Upgrade

Tahun 2025 jadi momen penting. Setelah mengincar sepatu Ortuseight Hyperblast 2.0 sejak lama, akhirnya aku bisa upgrade ke seri terbarunya: Hyperblast 2.1 Ortrange Sand. Desainnya keren, grip-nya mantap, dan yang paling penting: nyaman banget dipakai lari jarak jauh.

Di level ini, aku juga mulai serius menata outfit lari: punya beberapa pasang kaos dan celana khusus lari agar bisa rutin lari 3-4 kali seminggu. Mulai membentuk kebiasaan baru yang lebih konsisten dan teratur.

Target Baru: Menyentuh 7K dan Menuju Half Marathon

Saat ini, aku sedang dalam fase mengejar target lari 7K dengan pace 6 kecil. Rasanya menantang tapi juga menyenangkan. Dengan gear yang lebih mendukung dan mindset yang makin terasah, aku mulai bermimpi untuk mencapai half marathon (21K) suatu saat nanti.

Meski perjalanan ini masih panjang, aku merasa makin siap. Lari tak hanya jadi olahraga bagiku, tapi juga bentuk syukur, sarana healing, dan wujud harapan untuk terus berkembang.

Kalau kamu juga lagi mulai belajar lari atau tertarik buat coba, jangan ragu. Kamu nggak butuh sepatu mahal atau alat canggih. Yang paling penting adalah kemauan untuk mulai dan komitmen untuk lanjut.

Wisdom Park mungkin jadi awalnya, tapi siapa tahu lintasan berikutnya bisa bawa kamu ke tempat yang jauh lebih menakjubkan.

spacer

Yakin Takut dengan Vaksinasi Covid-19? Ini Pengalaman Saya!

Dokumen Pribadi | 

Saya dan teman-teman RUMAH ZIS UGM mendapatkan undangan untuk mengikuti vaksinasi Covid-19, bersamaan dengan rekan-rekan Masjid Kampus Ugm. Alhamdulillah pada hari ini kami melakukan penyuntikan vaksinasi di GSP lantai 2, dan berjalan dengan lancar.

Apa yang dirasakan? Hanya sedikit pegal dibagian yang disuntik seperti vaksinasi biasanya. Ini wajar sebab penyuntikan dilakukan pada bagian otot, sedangkan anda tahu bahwa otot saya tidaklah cukup banyak 😁. Apakah sakit? Saya pastikan tidak. Anda pernah vaksin cacar atau vaksin sejenis mungkin ketika SD? Mirip seperti itu tidak sakit.

Ohya terdapat screening sebelum dilakukan penyuntikan, apakah anda memiliki beberapa riwayat penyakit, atau alergi obat, atau yg lain sehingga anda dapat dinyatakan berhak atau belum. Adapun jika berhak maka akan diberikan cap rentan atau tidak.

Kemudian sebelum keluar kami diwajibkan menunggu selama 30 menit untuk observasi, apakah ada efek pada tubuh kami. Jika tidak maka kami diperbolehkan keluar.

Berapa dosisnya? Dosis penyuntikan sebesar 0,5 cc untuk tahap pertama. Untuk tahap kedua kami akan melakukan penyuntikan kembali pada tanggal 29 April esok. Tentunya dengan membawa kartu vaksinasi yg telah diberikan. Sekian, semoga dapat menjadi gambaran kepada teman-teman semua.

Penulis: Deski Jayantoro

spacer