Kebersamaan dan Kepedulian di Bulan Muharram: RUMAH ZIS UGM Gelar Pengajian Bersama Mustahik Tunanetra dan Tunadaksa di Masjid Kampus

rumahzis.ugm.ac.id | 

Yogyakarta — Dalam semangat mengawali Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, RUMAH ZIS UGM kembali menggelar kegiatan bertajuk "Pengajian Mustahik" yang menghadirkan para anggota paguyuban tunanetra dan tunadaksa dari wilayah Condongcatur dan Kota Yogyakarta. Acara yang berlangsung pada Rabu (3/7) ini diadakan di Masjid Kampus UGM dan diikuti oleh total 29 mustahik.

Kegiatan diawali dengan sambutan hangat dari Direktur RUMAH ZIS UGM, Bapak Taufikur Rahman, S.E., M.B.A., Ak., CA. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran para mustahik yang telah menyempatkan diri hadir dan berkumpul di masjid kampus, mempererat silaturahmi antar sesama. Ia juga menginformasikan bahwa RUMAH ZIS UGM membuka peluang bantuan beasiswa pendidikan bagi anak-anak mustahik yang sedang menempuh jenjang SD, SMP, maupun SMA.

“Silakan diajukan apabila ada anak mustahik yang membutuhkan dukungan pendidikan. Kami akan bantu semampu kami,” ujarnya penuh empati.

Sesi pengajian kali ini turut diisi oleh Haris Arfakhsyadz Azka Maula, mahasiswa Sastra Arab UGM sekaligus da’i muda yang telah menorehkan berbagai prestasi dalam bidang dakwah dan pidato. Mengangkat tema "Keutamaan Bulan Muharram", Haris mengulas tentang fadhilah bulan haram, kisah Nabi Yunus AS, hingga peristiwa penting yang dialami Nabi Ibrahim AS. Materi disampaikan dengan gaya yang komunikatif dan menggugah, sehingga para mustahik terlihat antusias mengikuti hingga akhir.

Tidak hanya pengajian, kegiatan juga dirangkai dengan penyaluran rutin santunan bulan Juli 2025 berupa uang santunan dan bantuan token listrik bagi para mustahik yang hadir. Momen kebersamaan ini ditutup dengan sesi foto bersama antara mustahik, para amil muda, dan relawan RUMAH ZIS UGM sebagai bentuk dokumentasi dan kenangan kebersamaan.

Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen RUMAH ZIS UGM dalam memberdayakan dan mendampingi mustahik, tidak hanya secara ekonomi tetapi juga spiritual dan sosial.

Penulis: Deski Jayantoro
Foto: Rokhmatul Umaroh

Share:
spacer

Tidak ada komentar: