Tes MBTI: Membuka Wawasan dan Harapan Baru Menuju Indonesia Maju! Cielah 😄

Pertengahan bulan Agustus lalu, aku iseng mencoba salah satu tes kepribadian yang cukup populer: MBTI. Awalnya sih cuma teringat kalau dulu pernah diminta mengikuti tes ini sebagai syarat daftar pekerjaan atau beasiswa lupa juga tepatnya yang mana. Tapi kali ini aku punya tujuan berbeda: aku ingin memetakan potensi dan preferensiku untuk bekal mencari pekerjaan, setelah dua tahun terakhir fokus bantu lembaga zakat kampus secara full-time.

Lucunya, aku bahkan lupa apa hasil tesku dulu. Tapi saat aku mengisi ulang tes ini baru-baru ini, hasilnya ternyata ENTJ alias Commander. Wow. Kaget? Lumayan.

Aku baca sekilas penjelasannya, dan ternyata cukup banyak yang sesuai dengan pola pikir dan kebiasaanku selama ini. Meski, tentu saja, ada juga bagian yang bikin garuk-garuk kepala. Misalnya, aku dikategorikan sebagai ekstrovert. Aku sempat mikir, “Serius nih?” Soalnya, selama dua tahun kerja ini aku jarang ngobrol dan nggak terlalu banyak ketemu orang. Maklum, kerjaan back office memang nggak seinteraktif front office yang sering jumpa banyak orang.

Tapi mungkin ada benarnya juga. Hasilnya menunjukkan aku ekstrovert 51% dan introvert 49% nyaris imbang. Jadi masuk akal kalau kadang aku merasa butuh waktu sendiri, tapi di sisi lain tetap bisa nyaman dalam interaksi sosial, tergantung situasi.

Dari situ aku sadar, sepertinya penting untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kondisi sekitar. Semakin banyak pengalaman dan jam terbang, semakin bisa peka juga dalam menempatkan diri di antara sesama manusia. Yah, makhluk Tuhan juga butuh ruang untuk berkembang, kan?

Share:
spacer

No comments: